Thariq bin Ziyad berasal dari bangsa
Barbar, saat ini merupakan daerah sekitar Algeria. Mengenai sukunya, para sejarawan masih berbeda pendapat,
dari suku Nafza atau suku Zanata. Ia bekas seorang budak yang kemudian
dimerdekakan oleh Musa bin Nushair, Gubernur Afrika Utara dari dinasti Umayyah
ketika menaklukkan daerah Tanja (ujung Maroko). Di tangan Musa ini pula ia
memeluk Islam bersama orang-orang Barbar lainnya.
Setelah masuk
Islam, mereka menjalankan seluruh syariat Islam dengan taat. Oleh karena itu,
sebelum Musa bin Nushair pulang ke Afrika, ia meninggalkan beberapa orang Arab
untuk mengajari mereka Al-Qur’an dan syariat Islam. Setelah itu Musa bin
Nushair mengangkat Thariq, yang merupakan prajurit Musa yang terkuat, menjadi
penguasa daerah Tanja dengan 19.000 tentara dari bangsa Barbar, lengkap dengan
persenjataannya.
Pada bulan
Rajab tahun 97 H (Juli 711 M), Thariq bin Ziyad mendapat perintah dari Musa bin
Nushair untuk membebaskan semenajung Andalusia. Maka, dengan 7.000 prajurit
yang sebagian besar dari bangsa Barbar, Thariq berangkat menyeberangi selat
Andalusia yang jaraknya 13 mil dengan perahu-perahu pemberian Julian, gubernur
Ceuta di Afrika Utara, yang bersekutu dengan kaum muslimin untuk menentang raja
Roderick, penguasa kerajaan Visigoth di Andalusia.
Pada bulan
Ramadhan 97 H pasukan kamum muslimin mendarat di pantai karang Andalusia.
Thariq beserta pasukannya dihadapkan dengan 25.000 prajurit Visigoth. Sebuah
peperangan yang tidak seimbang dalam segi jumlah. Tapi tentu saja, bagi kaum
muslimin hal itu sama sekali bukan masalah. Bukankah sekian banyak peperangan
yang dimenangkan oleh kaum muslim, adalah ketika jumlah mereka jauh lebih
sedikit dari musuh???
Pada mulanya
kedatangan pasukan Thariq ini membuat heran Tudmir, penguasa setempat yang
berada di bawah kekuasaan Raja Roderick, karena mereka datang dari arah yang
tidak diduga-duga, yaitu dari arah laut.
Namun, yang
fenomenal adalah, tindakan yang diambil oleh sang panglima Thariq bin Ziyad
yang memerintahkan pembakaran kapal-kapal yang telah membawa para pasukan kaum
muslimin!!!
Sebuah
langkah yang sampai sekarang dicatat dalam sejarah sebagai suatu bentuk
keberanian dan keyakinan yang tiada banding, yang hanya bisa dilakukan atas
dasar keimanan yang besar dan keyakinan akan pertolongan Allah SWT ditengah
suasana pertempuran dan kondisi pasukan muslim yang saat itu sedang
melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.
Sebuah pidato panjang yang disampaikan oleh panglima mereka, Thariq bin Ziyad yang membuat jiwa kaum muslimin yang siap berjihad menggelora……
“Wahai saudara-saudaraku, lautan ada di belakang kalian, musuh ada di depan kalian, ke manakah kalian akan lari?, Demi Allah, yang kalian miliki hanyalah kejujuran dan kesabaran. Ketahuilah bahwa di pulau ini kalian lebih terlantar dari pada anak yatim yang ada di lingkungan orang-orang hina. Musuh kalian telah menyambut dengan pasukan dan senjata mereka. Kekuatan mereka sangat besar, sementara kalian tanpa perlindungan selain pedang-pedang kalian, tanpa kekuatan selain dari barang-barang yang kalian rampas dari tangan musuh kalian. Seandainya pada hari-hari ini kalian masih tetap sengsara seperti ini, tanpa adanya perubahan yang berarti, niscaya nama baik kalian akan hilang, rasa gentar yang ada pada hati musuh akan berganti menjadi berani kepada kalian. Oleh karena itu, pertahankanlah jiwa kalian!!”
Akhirnya pertempuran
ini dimenangkan oleh Thariq beserta pasukan kaum muslimin. Raja Roderick
sendiri tewas dalam pertempuran tersebut, Andalusia pun terbebas.
Thariq kemudian
meminta tambahan pasukan kepada Gubernur Musa. Lalu dikirimlah 5000 prajurit
yang sebagian besar berasal dari bangsa Barbar. Satu demi satu kota-kota di
Andalusia berhasil diduduki tentara Thariq: Elvira, Granada, Cordoba, Malaga
dan Toledo yang saat itu menjadi ibukota kerajaan Visigoth. Antara musim semi
sampai musim panas tahun 711 H, Thariq telah berhasil menguasai separuh wilayah
Andalusia.
Penaklukkan Spanyol oleh
orang-orang Islam mendorong timbulnya revolusi sosial di mana kebebasan
beragama benar-benar diakui. Ketidak toleranan dan
penganiayaan yang biasa dilakukan orang-orang Kristen, digantikan
oleh toleransi yang tinggi dan kebaikan hati yangluar biasa.
Keadilan ditegakkan tanpa pandang
bulu, sehingga jika tentara Islam yang
melakukan kekerasan akan dikenakan hukuman berat. Tidak ada harta benda
atau tanah milik rakyat yang disita. Orang-orang Islam memperkenalkan
sistem perpajakan yang sangat jitu yang dengan cepat membawa
kemakmuran di semenanjung itu dan menjadikan negeri teladan di Barat.
Orang-orang Kristen dibiarkan memiliki hakim sendiri untuk memutuskan
perkara-perkara mereka. Semua komunitas mendapat
kesempatan yang sama dalam pelayanan umum.
Pemerintahan Islam
yang baik dan bijaksana ini membawa efek luar
biasa. Orang-orang Kristen termasuk pendeta-pendetanya
yang pada mulanya meninggalkan rumah mereka dalam
keadaan ketakutan, kembali pulang dan menjalani hidup yang
bahagia dan makmur. Seorang penulis Kristen terkenal menulis:
“Muslim-muslim Arab itu mengorganisir kerajaan
Kordoba yang baik adalah sebuah keajaiban Abad Pertengahan, mereka
mengenalkan obor pengetahuan dan peradaban, kecemerlangan dan
keistimewaan kepada dunia Barat. Dan saat
itu Eropa sedang dalam kondisi percekcokan dan
kebodohan yang biadab.”
Dalam kitab Tarikh
al-Andalus, disebutkan bahwa sebelum meraih keberhasilan ini, Thariq telah
mendapatkan firasat bahwa ia pernah bermimpi melihat Rasulullah SAW bersama
keempat khulafa’ al-Rasyidin berjalan di atas air hingga menjumpainya, lalu
Rasulullah SAW memberitahukan kabar gembira bahwa ia akan berhasil menaklukkan
Andalusia. Kemudian Rasulullah SAW menyuruhnya untuk selalu bersama kaum
muslimin dan menepati janji.
Setelah meraih
kemenangan ini, Thariq menulis surat kepada Khalifah Musa,
mempersembahkan kemenangan kaum muslimin ini. Dalam suratnya itu ia menulis:
“Saya telah
menjalankan perintah anda. Allah telah memudahkan kami memasuki negeri
Andalusia.”
Nama pejuang
Islam ini begitu harum, hingga harus diabadikan untuk sebuah semenanjung
perbukitan karang setinggi 425m tempat pasukan Thariq mendarat pertama kali di
pantai tenggara Spanyol, yaitu Gibraltar atau Jabal Tariq.
Kemudian panglima itu bergerak terus
ke utara, hingga berhasil menaklukkan Castilla, Aragon dan Catalonia
(Barcelona). Keduanya bahkan sampai ke pegunungan Pyrennes yang menjadi batas
antara Spanyon dan Perancis. Sekiranya tidak ada perintah dari Damaskus untuk
menghentikan penaklukan, niscaya gerakan mereka berdua tak tertahankan untuk
menguasai seluruh daratan benua Eropa. Dengan disiplin dan kepatuhan tinggi,
Tariq memenuhi panggilan Khalifah dan berusaha tiba
seawal mungkin di Damaskus.
Tak lama kemudian,
Tariq wafat di sana. Budak Barbar, penakluk Spanyol, wilayah
Islam terbesar di Eropa yang selama delapan abad di bawah kekuasaan Islam telah
memenuhi panggilan Rabbnya. Semoga Alloh merahmatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar