"Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim lagi bodoh”
[QS. Al-Ahzab 72 ]

Perjalanan Singkat Tapi Panjang

Gambar hasil desain.
 
Ahad 28 oktober 2012 Hari kedua setelah lebaran 1433 H.
sebelumnya saya ucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha 1433 H, mohon maaf lahir bathin ya... 

Cerita kali ini, saya beri juduL “Perjalanan Singkat Tapi Panjang” panjang amat ya, ngaco’ lagi...
Pekan lalu dapat “tugas” baru mendesain model sebuah bangunan rumah yang sudah setengah jadi, sekitar 70 persenan. Si pemilik meminta didesainkan dengan model minimalis dengan atap tak terlihat (unvisible) dari samping dan depan dalam arti aliran air hujan jatuhnya ke belakang. “pokoknya minimalis” kata yang punya rumah.

Tiba saatnya survey lokasi, letaknya tidak jauh dari kota Kolaka kurang lebih 25 kilometer atau sekitar 30 menit perjalanan ke tempat itu, tempat itu bernama Sopura. Jam 11:00 siang saya dijemput dirumah dan berangkat dengan Avanza merah maron, yang menurut supirnya/pemiliknya sangat irit penggunaan bahan bakarnya, “seperti motor metic” katanya. Dari situ kami memulai perbincangan di sepanjang perjalanan.
Dari seputar mobil sampai isu Pilkada mewarnai perbincangan kami. Memang tidak lama lagi Pemilihan kepala daerah tingkat provinsi (pemilihan gubernur) akan digelar, “tanggal 4 Nopember 2012 kalau tidak diundur” kata bapak itu sambil menyetir dengan santai. Tampak jalanan memang agak lengang, yang biasanya dipenuhi kendaraan berat dan kendaraan berbendera yang mondar mandir kayak ayam kehilangan emaknya.., kwkwkwk... yah, maklum perjalanan kami melewati kawasan pertambangan nikel (ANTAM Tbk.), namun kali ini hanya beberapa kendaraan open kap memuat orang dan kendaraan roda dua, yang sepertinya hendak bersilaturahmi kemana gitu... kan masih musim pasca lebaran... (massiarah.red.)  :D

Menurut bapak itu, (lanjut cerita) persaingan menjadi orang nomor satu di bumi Anoa ini sangat ketat pastinya. Ada tiga kandidat yang maju dalam pesta rakyat itu, “Yang paling di unggulkan ada dua calon, yang pertama pasangan BM-AmiruL (Buhari Matta-Amirul Tamim) dan NUSA (Nur Alam-Saleh Lasata)” pungkasnya. Khususnya di kabupaten Kolaka ini beliau memprediksi suara BM di bawah suara Nur Alam, yang notabene BM adalah kandidat dari kabupaten Kolaka sekaligus bupati dua periode saat ini sampai tahun 2014 nanti sedangkan Nur Alam memiliki basis suara di Kota Kendari dan sekaligus gubernur hingga 2012 ini yang mencalonkan diri kembali di ajang itu.

Bukan tanpa alasan, bapak itu membaca peta politik sebagai orang yang tidak sedikit mengenal orang-orang “besar” di tanah Mekongga ini (Kolaka). Melihat kampanye yang dilakukan oleh pasangan Nur Alam itu pada ahad pekan lalu para orator saat itu adalah orang-orang yang berpengaruh, sebut saja Pak Berty (sapaannya) yang dua periode menjabat sebagai bupati Kolaka yang konon pada masa jabatan beliau adalah era pembangunan dan sangat di akui oleh sebagian masyarakat sebagai tokoh pembangunan di kabupaten ini.
Agak sedikit berbeda pendapat dengan prediksi bapak itu, saya justru memprediksi untuk wilayah kabupaten Kolaka ini BM tetap unggul, pundi-pundi suara yang bisa diraih sekitar 65% dan selebihnya terbagi ke dua kandidat lainnya, entah kalau di kabupaten lain. Dengan pertimbangan beliau sangat mengenal peta politik di daerah “kekuasaanya” sendiri, kan beliau masih orang nomor satu di Kabupen ini... prediksi skeptis dan simpel ya... hehe... :D

Tak terasa sekitar 30 menit memperbincangkan soal pilkada yang entah untungnya buat kita ada atau tidak, setidaknya ada bahan bercakap-cakap daripada kayak orang yang “baku bombe’” dalam satu mobil... akhirnya sampai juga di lokasi...
Kami berdua langsung duduk sejenak di depan rumah klien yang kami datangi, semacam rumah-rumah kecil tak berdinding ukuran 2x2 meter dari kayu beratap jerami... disitulah kami bersantai dan berkenalan dengan pemilik dan seorang tetangganya...
Tak lama kami kemudian disuguhi teh hangat dan setoples kue kering, berwarna putih bulat-bulat berselimut serbuk biskuit (entah kue apa namanya) sebut saja “kue bersalju” kataku dalam hati sambil senyum-senyum sendiri pada saat itu, asal makan saja... uenakk tenaangg... hehehe...

Hanya sekali menyeruput teh dalam cangkir berwarna putih itu, suara adzan dzuhur pun terdengar, kebetulan mesjid tidak jauh dari tempat kami, sekitar 30 meter jaraknya. Kami pun memenuhi panggilan itu... shalat...
Dalam perjalanan kaki menuju mesjid, terlintas pikiran tentang air wudhu. Ternyata air wudhu di tempat itu lancar, karena pernah beberapa mesjid yang saya dapati dan singgahi jika dalam perjalanan jauh, kendala utamanya adalah air wudhu. Namun mesjid kali ini lancar...carr...carrr.., jikalau dipakai mandi dan mencuci white ito’ (nama kuda besiku) tujuh hari berturut-turut pun, masih sanggup... hehehe... (teringat white ito’ saat itu)... Bismillah, wudhu pun dimulai...

Mesjid itu lumayan besar, sekitar 10x10 meter badan mesjid belum termasuk teras keliling sekitar 1,5 meter dengan kondisi bangunan sangat kokoh dan bersih...

Masuk, langsung shalat sunnah, sepertinya cuma saya yang ditunggu saat itu, padahal biasanya selang waktu setelah adzan sekitar 7-10 menit baru kemudian iqomat. Ternyata jamaah memang hanya ada empat orang, saya, bapak yang punya mobil, seorang anak muda, dan bapak yang sudah agak tua sebagai imam shalat. Pantaslah selang waktu antara adzan dengan iqomatnya agak singkat. Dapat dilihat bahwa sepertinya tak ada lagi yang ditunggu dan sepertinya pula hanya itu-itu saja jamaahnya, saya sempat membayangkan bagaimana kalau kami berdua tidak ada pada saat itu?! Mungkin hanya pak imam dan anak muda itu. Dan tampaknya anak muda itupun hanya singgah shalat, dan bukan orang yang tinggal di sekitar daerah itu.
Saya pernah mendengar perkataan seorang ustad bahwa kita mampu mengalahkan orang-orang Yahudi jika shalat subuh di mesjid sama ramainya ketika shalat jum’at... Kalau shalat dzuhur saja siang-siang begini jumlahnya segini bagaimana shubuhnya, yang semua orang tau puncak kenikmatan tidur adalah subuh, momen yang seorang penyabar pun bisa menjadi ganas jika dibangunkan jam 4 atau jam 5 subuh... bisa menggigit pula... hehe... realita kejadian jamaah mesjid yang mesti diakui eksistensinya....

Empat rakaat sudah ditunaikan, kami kembali ke rumah si pemilik, langsung mengambil meteran dan mengukur bagian-bagian rumah setengah jadi itu. Heran juga mengapa rumah itu dibangun tanpa perencanaan gambar dan ukuran yang tepat. Kebanyakan memang bangunan yang saya jumpai di daerah Kolaka ini masih belum memiliki surat izin membangun, padahal sebelum membangun IMB semestinya sudah ada, dan salah satu syaratnya adalah harus ada gambar rencana bangunan. Entah mengapa sistem tidak berjalan di beberapa daerah di Indonesia, disamping itu didukung pula kesadaran masyarakat yang minim akan hal itu, yah ironis juga... (ngangguk-ngangguk dengan ekspresi bibir sedikit maju)... :D

Luas rumah tersebut sekitar 136 meter persegi dengan arah memanjang (17 meter ke belakang dan lebar 7,5 meter ditambah dapur samping 4 x 2,5 meter). Berlantai satu, terdiri atas 4 kamar tidur dan 2 km/wc dan rumah belum ditinggali. Kondisi rumah, dinding sudah ada berdiri tegak belum diplester luar-dalam, tinggi bangunan tersebut 4 meter, kusen dan atap sudah terpasang 100 persen, bahan penutup atap memakai seng gelombang dan sudah terpasang untuk badan rumah dengan kemiringan atap 6 derajat dari belakang ke depan atau ketinggian bagian depan rumah sekitar 1,8 meter.



 Rumah belum dilantai dan belum diplafond. Untuk sementara pemilik belum melanjutkan pekerjaan dengan maksud mencari desain tampak minimalis tanpa kelihatan atapnya. Nah, untuk itulah saya diajak... cie..cie... (berlagak ahli desaign)...  astagfirullah... :D
Jelas tidaklah, cuma merasa menghargai kepercayaan bapak itu yang mengemudi tadi, kebetulan beliau seperti keluarga (meski luar biasa jauhnya-tanpa hubungan darah, kecuali hubungan dari nabi Adam), heee... 

Setelah mengukur sekat-sekat dalam rumah itu akhirnya kami kembali ke area teh kami dan bertemu kembali dengan kue bersalju, kebetulan pada saat itu panasnya luar biasa, jadi kami duduk-duduk saja di luar rumah. Entah akhir-akhir ini di daerah Kolaka jika sudah jam 9 pagi sampai jam 15 sore panasnya luar biasa, tapi ketika menjelang sore hari, hujannya pun luar biasa pula... aneh, ada yang bilang gejala atau tanda-tanda kiamat, yang diprediksi bulan desember nanti.
Menurut kepercayaan suku Maya dari Amerika Latin, konon akhir dari kehidupan manusia dan kehancuran bumi akan terjadi tahun ini, mereka merujuk akan penanggalan mereka yang sudah habis pada tahun 2012 tepatnya tanggal 21-12-2012. Wah, ngeri juga...

Sambil bercakap-cakap yang topiknya apalagi kalau bukan Pilkada... (geleng-geleng kepala sepertinya sudah agak bosan juga berbicara politik), saya pun mengambil tas yang ada di mobil dan membuka buku wajib saya (laptop). Saya bermaksud memperlihatkan desain yang saya buat beberapa hari yang lalu. Karena sebelumnya saya diberi gambaran ukuran yang kurang pasti tentang rumah itu. Dan hasilnya memang banyak yang tidak sesuai dengan ukuran yang aslinya. Tapi dari segi posisi dan model denah rumah itu tidak berubah, hampir sama. Kemudian saya memperlihatkan beberapa hasil desain saya dan si pemilik nampaknya tertarik dan meminta untuk di cetakkan. Wah, rasanya lega juga melihat si pemilik puas. Dengan motto “Kepuasan pelanggan adalah kepuasan kami”... “Anda puas kami Lemas...” kwkwk.... just kidding sir... :D

Tidak lama setelah itu kami diajak makan siang terlebih dahulu sebelum pulang, menunya luar biasa pemirsa (tak usah diceritakan) yang pastinya muantapp... mungkin karena masih hawa-hawa lebaran.

Tak terasa akhirnya kami harus pulang, jam sudah menunjukkan pukul 13:40. Kami pun pamit, ambil tas, topi dan jaket, kami cabut... (sambil lirik-lirik kue salju dalam toples yang sisa setengah)... Hahahah... gila, laperrr... maklum, sebelum kami datang kami belum makan siang di rumah... :D

Sebelum menaiki roda empat yang iritnya seperti motor metic (katanya), saya sempat mengambil gambar dari kejauhan foto mesjid itu. Setelah saya lihat baik-baik, ternyata mesjid itu tak ada plakat namanya, dari depan pun tidak ada. Hmmm...
Dan saat hendak naik ke mobil itu, jam tangan pun tersangkut saat berusaha membuka jaket, jatuh dan berhamburan. Apes dahhh.... :’(
Tapi tidak apa-apalah, mungkin masih bisa diperbaiki, sampai sekarang belum saya cek kondisinya, masih di dalam tas adanya...
Nah, sekarang dalam perjalanan pulang muatan mobil metic ini (hehe... sebutannya sajalah) masih sama, hanya ada kami berdua lagi. Dan kami berbincang lagi tentang pengalaman bapak itu, kebetulan beliau bekerja di sebuah perusahaan asuransi ternama di Indonesia, dan cabangnya ada di kabupaten ini. Dan kebetulannya lagi, saya masuk dalam keanggotaannya. Bapak itu menceritakan klien-klien yang ia jumpai selama ini, ada suka dukanya, dan “kebanyakan dukanya” paparnya. Bagaimana tidak, beliau sering menangani klaim asuransi jiwa, tentunya banyak berjumpa dengan keluarga korban meninggal. Sambil menyetir bapak itu dengan semangatnya berbagi cerita seperti saat kami baru pergi tadi siang. Dan memang bapak itu sangat bijak, dan senantiasa membantu keluarga korban baik dalam kebijaksanaan eksternal perusahaan maupun dari segi internal kelengkapan berkas kliennya. Saya pun bersemangat mendengar kisah-kisah hidup beliau, kebetulan saya adalah pendengar yang baik, hehe... Salut dah buat bapak itu...

Tak lama, tampak mendung menghadang kami dari depan, gelap yang bergerak mendekat ke arah kami... dan akhirnya hujanpun turun saat kami mendekati kawasan pertambangan yang kami lewati tadi siang saat berangkat. Gerimis kemudian hujan deras, disertai kilat kami pun berdiam sambil berdoa, semoga kami baik-baik saja sampai di tujuan...
Sungguh perjalanan singkat tapi saya menikmatinya... senang rasanya...

Dalam perjalanan pulang banyak kejadian yang hendak saya tuliskan, tapi sepertinya sudah ngantuk berat nih, waktu menunjukkan pukul 01:25 malam, nanti kita lanjut lagi kalau ada yang berminat... hehe...
Sedikit bocoran, bahwa dalam perjalanan pulang menembus hujan deras itu, kami pun membicarakan sesuatu lagi, apa itu??? Apalagi kalau bukan PILKADA... PILKADA again...! jadi pendengar lagi.... huffft....!!!

Oke next time, kita lanjut ya... see u... :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...