The
Grey judul film itu, film yang dirilis bulan Februari 2012, yang baru sempat
saya tonton bulan Desember 2012. Ketinggalan info apa memang belum
sempat ya... dan itupun tak sengaja saya lihat di FOX Movies ChanneL. Wah...
"benar-benar beruntungnya saya..." kataku dalam hati usai menyaksikan
film bergenre Thriller ini.
Film ini mengingatkan saya dengan film Flight of the Phoenix yang menceritakan tentang sekelompok orang mempertahankan hidup dan berusaha kabur dari ganasnya gurun pasir dan dari kejaran pemberontak setelah mereka mengalami kecelakaan pesawat. The Grey ini pun menceritakan hal yang sama yakni kecelakaan pesawat tapi di tengah padang salju tebal dan dikejar oleh kawanan srigala buas.
'The
Grey' memang susah ditolak. disana ada Liam Neeson, ada petualangan survival di
Alaska, srigala-srigala buas, dan duel melawan raja srigala dengan menggunakan
pecahan kaca yang mengingatkan pecinta action pada duel Van Damme vs Tong Po.
Jadi
awal saya menyaksikan film ini, saya membayangkan Bryan Millis (peran Liam
Neeson dalam 'Taken') kali ini akan memburu srigala-srigala Alaska yang
telah menculik puteri nya, menghabisi mereka tanpa ampun, mengobrak-abrik
sarangnya, dan akhirnya harus bertarung satu lawan satu melawan bos srigala
dalam sebuah duel hidup mati nan epik? Baiklah, saya bercanda , bayangan diatas
jelas terlalu konyol. hehe.... :D
'The Grey' layak
diperjuangkan untuk di donlot meski dengan size yang sebenarnya mustahil buat
modem cap kaleng Khong-Guan saya (Flexi)
John Ottway ( Liam Neeson ) adalah seorang penembak srigala ( bekerja untuk sebuah perusahaan minyak ) yang diceritakan kayanya lagi punya masalah berat dalam hidup. Dia kelihatan putus asa dan sempat berencana buat nembak dirinya sendiri.
Dalam sebuah penerbangan, pesawat yang mengangkut John dan para pekerja perusahaan itu mengalami kecelakan naas. Ya, pesawat mereka terjatuh di tengah-tengah alam Alaska yang liar. Hanya 7 penumpang yang selamat, tentu saja John diantaranya.
Jadi sekarang, mereka harus mulai berjuang untuk bertahan hidup, bukan saja melawan ancaman hawa dingin ekstrem, kelaparan, dehidrasi, dan kawanan srigala cerdas, tapi juga melawan.....ahem, diri mereka sendiri.
Lalu, bagimana John yang sedang galau menghadapi situasi ini.?
Ya, sepertinya
ekspektasi instan bahwa ini pilem aksi-survival yang bakalan seru dan murni
menghibur hanya karena ngeliat trailernya emang meleset. Joe Carahan ternyata
emang tidak berencana membuat pilem seperti yang saya harap dan mencoba memberi sesuatu yang lain saja. 'The Grey' yang diangkat dari sebuah
cerita-pendek berjudul 'Ghost Walker' ( karya Ian MacKenzie Jeffers )
lebih ingin menyampaikan kisah tentang harapan, keputusasaan, ketakutan dan
perjuangan yang dibalut tema survival. Itu sebenarnya udah bisa dideteksi dari
judulnya yang terkesan 'moody'. Tentu saja nggak ada yang salah dengan itu.
Tidak apa-apa, saya tidak pernah menutup diri kok. hehe...
Tidak seperti kebanyakan film bergenre menegangkan atau thriller
lainnya, Carahan tak mengarahkan para aktor berbuat bodoh, seperti
mendatangi sumber bencana. Meski Diaz berperan sebagai orang yang rewel
dan antipati terhadap Ottway, ketujuh orang itu tetap berusaha bertahan
hidup. Bukan bersikap penasaran dan malah mencari masalah.
Untuk penyuka film sadis, seperti Saw, film ini memang satu tontonan yang patut disaksikan. Tapi bagi orang yang jantungan dan tak suka adegan berdarah, film ini bisa membuat mereka tidak betah duduk terlalu lama dalam teater. Minimal mereka akan menutup matanya di banyak adegan.
Seperti waktu kelompok serigala mengutus satu perwakilannya untuk menguji nyali Diaz. Kedatangan si hewan karnivora secara mendadak itu tak ayal membuat penonton kaget. Apalagi si serigala cukup lama nemplok di punggung Diaz. Kalaupun Diaz berhasil membunuh penyerangnya, itu hanya serigala omega.
"Jenis serigala paling lemah dalam kelompoknya. Si Alpha, ketuanya, masih mengintai," kata Ottway.
Memang menegangkan, tapi Carahan tetap memberi kesempatan penonton untuk bernapas. Sekelumit adegan sosok perempuan setidaknya bisa menenangkan mata penikmat film sehingga tidak terus-terusan melihat darah.
Untuk penyuka film sadis, seperti Saw, film ini memang satu tontonan yang patut disaksikan. Tapi bagi orang yang jantungan dan tak suka adegan berdarah, film ini bisa membuat mereka tidak betah duduk terlalu lama dalam teater. Minimal mereka akan menutup matanya di banyak adegan.
Seperti waktu kelompok serigala mengutus satu perwakilannya untuk menguji nyali Diaz. Kedatangan si hewan karnivora secara mendadak itu tak ayal membuat penonton kaget. Apalagi si serigala cukup lama nemplok di punggung Diaz. Kalaupun Diaz berhasil membunuh penyerangnya, itu hanya serigala omega.
"Jenis serigala paling lemah dalam kelompoknya. Si Alpha, ketuanya, masih mengintai," kata Ottway.
Memang menegangkan, tapi Carahan tetap memberi kesempatan penonton untuk bernapas. Sekelumit adegan sosok perempuan setidaknya bisa menenangkan mata penikmat film sehingga tidak terus-terusan melihat darah.
"Hidup atau mati di hari ini." Ottway berhadapan dengan si Alpha. Waktunya bagi para pejantan saling berhadapan untuk mengadu nyali. |
Once more into the fray
Into the last good fight I’ll ever know Live and die on this day Live and die on this day |
film nya liam neeson itu jarang yang jelek, coba nonton taken 1 dan taken 2... dia keren...
BalasHapus